Resistor atau Tahanan adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur kuat arus yang mengalir. Lambang untuk Resistor dengan huruf R, nilainya dinyatakan dengan cincin-cincin berwarna dalam OHM (Ω)
Macam-macam Resistor :
1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Resistor tetap (Fixed Resistor) adalah hambatan yang nilai hambatannya tetap karena ukuran hambatannya sangat kecil, maka nilai hambatannya untuk yang memiliki daya kecil tidak ditulis pada bodinya melainkan dengan menggunakan kode warna. untuk mengetahui nilai tahanannya, pada bodiResistor diberi cincin-cincin berwarna yang menyatakan nilai tahanan Resistor.
Sedangkan Resistor yang memiliki Daya Besar, 5 Watt, 10 Watt, 15 Watt, 25 Watt atau lebih nilai resistansinya tidak dituliskan dengan kode warna melainkan langsung ditulis dengan angka.
Resistor tetap/Fixed Resitor umumnya dibuat dari bahan Karbon, pengkodean nilai resistansinya umumnya ada yang memiliki 4 cincin warna dan ada juga yang memiliki 5 cincin warna.
a. Rangkaian Seri
Resistor yang dirangkai seri nilai resistansinya merupakan jumlah dari seluruh resistor yang dirangkai.
R1 + R2 + R3
Gambar 14. 3 Resistor Seri
RS = R1 + R2 + R3 …. Rs = Resistansi Seri
Rs = 3 K Ω = 3.000 Ω
RS = 2000 Ω 5%
Gambar 15. 2 buah Fixed Resistor 1 K Ohm, Seri
b. Rangkaian Paralel
Resistor yang diparalel nilai resistansinya akan semakin kecil, terganting dari hasil perbandingan nilai masing-masing.
Rp = (R1 x R 2) Rp = Resistansi Paralel
(R1 + R2)
atau 1 = 1 + 1 . . . sesuai banyaknya resistor
Rp R1 R2 Rp = 2 K Ω x 2 K Ω
2 K Ω + 2 K Ω
Rp = 1 K Ω
Rp = 1000 Ω
Rp = 1000 Ω 5%x 1000 Ω5%
(1000 Ω +1000 Ω )5%
Rp = 500 Ω 5 %
Gambar 16. Fixed Resistor Paralel
c. Rangkaian Seri Paralel
Sedangkan Resistor yang memiliki Daya Besar, 5 Watt, 10 Watt, 15 Watt, 25 Watt atau lebih nilai resistansinya tidak dituliskan dengan kode warna melainkan langsung ditulis dengan angka.
Resistor tetap/Fixed Resitor umumnya dibuat dari bahan Karbon, pengkodean nilai resistansinya umumnya ada yang memiliki 4 cincin warna dan ada juga yang memiliki 5 cincin warna.
Untuk Resitor dengan toleransi 5% dengan daya 0.5 Watt sampai dengan 3 Watt, dituliskan dengan 4 cincin warna, sedang untuk toleransi 1 % atau 2 % umumnya dengan 5 cincin warna.
a. Warna-warna Kode.
Warna-warna yang dipakai sebagai kode dan arti nilai pada masing-masing cincin/gelang warna padaResistor tetap:
Tabel 1: Tabel Kode Warna Resistor
>>> Cara membaca nilai resistor keramik pada resistor:
a. Warna-warna Kode.
Warna-warna yang dipakai sebagai kode dan arti nilai pada masing-masing cincin/gelang warna padaResistor tetap:
Tabel 1: Tabel Kode Warna Resistor
>>> Cara membaca nilai resistor keramik pada resistor:
- Cincin ke-1 <--- Dibaca angka berdasarkan warna yang ada.
- Cincin ke-2 <--- Dibaca angka berdasarkan warna(seperti pada cincin ke-1)
- Cincin ke-3 <--- Dibaca sebagai jumlah nol (0) berdasarkan warna yang ada.
- Cincin ke 4 <--- Dibaca sebagai nilai toleransi pada resistor.
>>> Cara membaca nilai resistor film:
Berbeda dengan resistor biasa pada sebelumnya, R film memiliki 5 buah cincin.
Untuk cincin ke-1 smapai ke-3 tetap dibaca sebagai angka.
Cincin ke-4 <--- Dibaca sebagai jumlah nol berdasarkan warna yang ada.
Cincin ke-5 <--- Merupakan nilai toleransi pada resistor.
Berbeda dengan resistor biasa pada sebelumnya, R film memiliki 5 buah cincin.
Untuk cincin ke-1 smapai ke-3 tetap dibaca sebagai angka.
Cincin ke-4 <--- Dibaca sebagai jumlah nol berdasarkan warna yang ada.
Cincin ke-5 <--- Merupakan nilai toleransi pada resistor.
Toleransi
b. Contoh Resistor dengan 4 dan 5 cincin warna
I II III IV
b. Contoh Resistor dengan 4 dan 5 cincin warna
I II III IV
I . Kuning = 4
II. Ungu = 7
III.Merah = 00
IV. Perak = 10%
Maka nilai tahanannya adalah R = 4700 Ω 10 %
I II III IV V R = 4 K 2 Ω 10 %.
I. Merah = 2
II. Merah = 2
III. Hitam = 0
IV. Merah = 00
V. Coklat = 1 %
Maka nilai R = 22.000 Ω 1 % atau bisa juga dibaca R = 22 K Ω 1 %
2. Resistor tidak tetap/Variable Resistor (Potentio)
I. Merah = 2
II. Merah = 2
III. Hitam = 0
IV. Merah = 00
V. Coklat = 1 %
Maka nilai R = 22.000 Ω 1 % atau bisa juga dibaca R = 22 K Ω 1 %
2. Resistor tidak tetap/Variable Resistor (Potentio)
Resistor tidak tetap/Variabel Resistor adalah Resistor yang nilainya dapat dirubah dengan cara menggeser atau memutar tuas yang terpasang pada komponen seperti tampak pada gambar di bawah:
a. Potensiometer
Gambar 8. Model-Model Potentiometer
Gambar 7. Simbol Variabel Resistor
b. Trimpot
Nilai hambatan Trimpot dapat diubah-ubah dengan cara memutar atau mentrim. Pada radio dan televisi,Trimpot digunakan untuk mengatur besaran arus pada rangkaian Oscilator atau rangkaian Driver berbagai jenis sebagai berikut:
Keterangan gambar:
(1). Simbol Trimpot (4). Trimpot 1 K Ohm.
(2). Simbol Trimpot (5). Trimpot 47 K Ohm
(3). Trimpot 100 K Ohm (6). Berbagai jenis Trimpot.
c. Resistor tidak linier
Nilai hambatan tidak linier dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya suhu dan cahaya. Contohnya:
(1)
(2)
(3)
Gambar 11. PTC
Keterangan gambar
(1). Simbol PTC;
(2) dan (3) PTC
d. Thermistor, nilai hambatannya dipengaruhi oleh suhu.
1. PTC Thermistor (Positive Temperatur Coefisien)
Tidak terbuat dari bahan semikonduktor, sehingga makin tinggi suhunya makin besar nilai hambatanya.
Gambar 12 NTC
(a) (b)
Keterangan Gambar:
(a) Simbol NTC;
(b) NTC
2. NTC Thermistor (Negative Temperatur Coefisien)
Nilai hambatan Trimpot dapat diubah-ubah dengan cara memutar atau mentrim. Pada radio dan televisi,Trimpot digunakan untuk mengatur besaran arus pada rangkaian Oscilator atau rangkaian Driver berbagai jenis sebagai berikut:
Keterangan gambar:
(1). Simbol Trimpot (4). Trimpot 1 K Ohm.
(2). Simbol Trimpot (5). Trimpot 47 K Ohm
(3). Trimpot 100 K Ohm (6). Berbagai jenis Trimpot.
c. Resistor tidak linier
Nilai hambatan tidak linier dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya suhu dan cahaya. Contohnya:
(1)
(2)
(3)
Gambar 11. PTC
Keterangan gambar
(1). Simbol PTC;
(2) dan (3) PTC
d. Thermistor, nilai hambatannya dipengaruhi oleh suhu.
1. PTC Thermistor (Positive Temperatur Coefisien)
Tidak terbuat dari bahan semikonduktor, sehingga makin tinggi suhunya makin besar nilai hambatanya.
Gambar 12 NTC
(a) (b)
Keterangan Gambar:
(a) Simbol NTC;
(b) NTC
2. NTC Thermistor (Negative Temperatur Coefisien)
Terbuat dari bahan semikonduktor, sehingga makin tinggi suhunya makin kecil nilai hambatannya (Gambar 12).
(a)
(c)
(b)
Gambar 13. LDR
Keterangan gambar:
(a) Simbol LDR.
(b) Simbol LDR
(c) LDR
(a)
(c)
(b)
Gambar 13. LDR
Keterangan gambar:
(a) Simbol LDR.
(b) Simbol LDR
(c) LDR
3. LDR (Light Dependen Resistor)
Nilai hambatan LDR tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya. Makin besar intensitas cahaya yang diterima, nilai hambatan LDR makin kecil (gambar 13).
3. Rangkaian
Nilai hambatan LDR tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya. Makin besar intensitas cahaya yang diterima, nilai hambatan LDR makin kecil (gambar 13).
3. Rangkaian
a. Rangkaian Seri
Resistor yang dirangkai seri nilai resistansinya merupakan jumlah dari seluruh resistor yang dirangkai.
R1 + R2 + R3
Gambar 14. 3 Resistor Seri
RS = R1 + R2 + R3 …. Rs = Resistansi Seri
Rs = 3 K Ω = 3.000 Ω
RS = 2000 Ω 5%
Gambar 15. 2 buah Fixed Resistor 1 K Ohm, Seri
b. Rangkaian Paralel
Resistor yang diparalel nilai resistansinya akan semakin kecil, terganting dari hasil perbandingan nilai masing-masing.
Rp = (R1 x R 2) Rp = Resistansi Paralel
(R1 + R2)
atau 1 = 1 + 1 . . . sesuai banyaknya resistor
Rp R1 R2 Rp = 2 K Ω x 2 K Ω
2 K Ω + 2 K Ω
Rp = 1 K Ω
Rp = 1000 Ω
Rp = 1000 Ω 5%x 1000 Ω5%
(1000 Ω +1000 Ω )5%
Rp = 500 Ω 5 %
Gambar 16. Fixed Resistor Paralel
c. Rangkaian Seri Paralel
Adalah merupakan gabungan dari beberapa rangkaian seri yang diparalel atau beberapa rangkaian paralel yang diseri dan atau kombinasi dari keduanya. Nilai resistansi seri paralel dihitung berdasarkan analisis rangkaian, melalui penyederhanaan dan bertahap sesuai kaidah pada rangkaian seri atau paralel.
R1 R2 R3
R4
Gambar 17. Rangkaian Seri-Paralel
RT = R1 + ( Rp) Rp = RS x R4 RS = R2+R3
R1 R2 R3
R4
Gambar 17. Rangkaian Seri-Paralel
RT = R1 + ( Rp) Rp = RS x R4 RS = R2+R3
RS + R4
RS = 2 K Ω + 1 K Ω = 3 K Ω
Rp = 3 K Ω x 6 K Ω à Rp = 2 K Ω
RS = 2 K Ω + 1 K Ω = 3 K Ω
Rp = 3 K Ω x 6 K Ω à Rp = 2 K Ω
3 K Ω + 6 K Ω
RT = 500 Ω + 2 K Ω à1 K Ω = 1.000 Ω = 500 Ω + 2.000 Ω = 2.500 Ω = 2 K 5 Ω
RT = 500 Ω + 2 K Ω à1 K Ω = 1.000 Ω = 500 Ω + 2.000 Ω = 2.500 Ω = 2 K 5 Ω
RT = 1 K Ω + [(1 K Ω 5% x 1 K Ω5%)/ (1k Ω5%+ 1K Ω 5%)] = 1 K Ω 5% + 500 Ω 5% = 1 K 5 Ω 5%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar